|
PT Yangtze Optics Indonesia (YOI) |
PT Yangtze Optics Indonesia (YOI) adalah perusahaan patungan
PT Yangtze Optical Fibre and Cable (YOFC) asal China dengan perusahan lokal PT
Fiber Optik Teknologi Indonesia (FOTI). Baik YOI maupun FOTI mengempit saham
masing-masing 70%:30%.
Pabrik tersebut nantinya beroperasi pada Maret 2018 dengan
kapasitas produksi mencapai 2 juta kilometer kabel per tahun, menjadikannya
sebagai produsen kabel serat optik terbesar di Indonesia.
Vice President of YOFC Jan Bongaerts mengatakan YOFC memilih
Indonesia sebagai basis produksi karena industri kabel di negeri ini jauh lebih
berkembang dibandingkan industri di negara Asean lain. Ia melihat, permintaan
kabel di negeri ini juga akan meninggi seiring infrastruktur jaringan pita
lebar yang sedang digenjot pemerintah Indonesia.
“Permintaan serat optik di Indonesia baru sekitar 8 hingga 9
juta kilometer per tahun dan berpotensi berlipat ganda dalam jangka waktu
pendek,” kata Jan di Karawang, Kamis, (18/5/2017).
Ia melanjutkan, dengan penduduk sekitar 250 juta jiwa,
kebutuhan serat optik di Indonesia idealnya adalah seperlima dari kebutuhan di
China yang mencapai 250 juta km. Artinya, Indonesia diprediksi membutuhkan 50
juta km serat optik.
CEO YOI Xu Ding Fang lebiih lanjut mengungkapkan, selama
setahun pertama beroperasi, perusahaannya akan memproduksi kabel serat optik
sepanjang total 1,1 juta km, yang terdiri dari kabel FTTH (Fiber to The Home)
dan kabel ADSL (Asymmetric Digital Subscriber Line). Investasi pabrik ini
memakan biaya lebih dari US$ 14 juta.
“Sedangkan untuk serat optik, kami akan gunakan serat optik
yang diproduksi YOFI. Sehingga, dua perusahaan ini memenuhi kebutuhan produksi
untuk kabel serat optik di Indonesia,” terangnya.
Sebelumnya, YOFC melalui anak usahanya YOFI juga baru
membuka pabrik serat optik pertamanya di Asean, yang berlokasi tepat di samping
pabrik YOI. Proyek ini merupakan joint
venture antara YOFC dan PT Monas Permata Persada yang memproduksi serat optik
dengan kapasitas maksimal 6 juta km.
Tantangan Industri Serat Optik
Menurut Ketua Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel)
Kristiono, ada dua alasan mengapa penyerapan fiber optik di Indonesia masih
kecil. Pertama, daya beli rata-rata masyarakat Indonesia masih rendah. Kata dia,
dengan PDB Indonesia yang seperempat kali dari China, maka tak heran kebutuhan
fiber optik di Indonesia baru 1/25-nya.
“Potential demand memang 50 juta km per tahun, tapi real
demand-nya baru mencapai 10 juta km alias 25 kali lipat lebih rendah dari permintaan
di China,” ucap Kristiono.
Kedua, kondisi geografi Indonesia yang berpulau-pulau
menyebabkan biaya investasi fiber optik menjadi mahal. Belum lagi dengan
pembebasan lahan yang kerap menjadi masalah klasik saat harus membangun
infrastruktur jaringan broadband di negeri ini.
“Di Indonesia, menggali dan membebaskan tanah tidak mudah
dan memakan biaya yang mahal,” ujar Mantan Direktur Utama PT Telkom Tbk ini.
Kendati demikian, industri fiber optik nasional masih
mendulang prospek cerah. Menurut Kristiono, pertumbuhan pengguna internet yang
pesat membuat akses konten digital kian meningkat. Hal tersebut menyebabkan
kebutuhan bandwidth atau data transfer pengguna internet kian merokoet.
Kondisi itu membuat demand kabel FTTH tumbuh besar, sehingga
diharapkan supply serat optik juga akan melebar.
“Akan tetapi, membangun fiber optik jangan menunggu demand
dulu. Sebab, dalam infrastruktur, jika supply sudah ada, demand sejatinya akan
menyusul,” ucapnya.
Di sisi lain, Johnny Liando, pemilik saham FOTI mengungkapkan,
pihaknya optimistis industri fiber optik akan meningkat seiring semakin
masifnya perusahaan telekomunikasi membangun sistem jaringan kabel untuk
menyediakan layanan berkecepatan tinggi. Telkom misalnya, yang hingga pada
tahun 2020 akan mengganti seluruh kabel berjenis tembaga dengan kabel serat
optik.
Ia menuturkan, pemerintah juga akan mendorong penyerapan
industri fiber optik dalam negeri, sehingga mengerem kebiasaan impor. “Baik YOI
dan YOFI itu sudah 80% TKDN (Tingkat Kandungan Dalam Negeri). Kapasitas
produksi kami sudah cukup untuk kebutuhan industri. Jadi, tak perlu impor
lagi,” ujar dia lagi.
Belum ada tanggapan untuk "Tempat Pembuatan Pabrik Kabel Serat Optik Terbesar di Indonesia"
Posting Komentar